PEMBENIHAN IKAN KOI
PENDAHULUAN
Keindahan ikan Koi memang tidak bisa disangkal.
Rahasia keindahannya terletak pada perpaduan warnanya yang serasi. Warna-warna
inilah yang membedakan satu jenis koi dengan yang lainnya. Fenomena keindahan
ikan Koi tidak hanya melanda Jepang, tetapi sudah menyebar ke Indonesia. Jumlah
penggemar koi di Indonesia terhitung cukup besar dari hobis pemula hingga yang
serius membudidayakannya. Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Koi
bisa dijadikan ikan hias dan dijadikan komoditas bisnis yang cukup potensial.
Dalam rangka agribisnis maka kebijakan pengembangan
diarahkan kepada jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, salah satunya
adalah ikan Koi. Ikan Koi bukanlah asli Indonesia, menurut sejarah
ikan ini berasal dari negeri Jepang. Koi masuk ke Indonesia sekitar tahun
1981–1982 dibawa oleh seorang hobiis yang bernama Hani Moniaga. Sejak saat itu
pembudidayaan Koi mulai berjalan ditunjang dengan kondisi agroklimat Indonesia
yang sangat menunjang untuk pengembangan ikan Koi.
MEMILIH IKAN KOI
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
Koi yang berkualitas prima, diantaranya
adalah :
·
Bentuk tubuh ideal, perbandingan
tinggi tubuh dan panjang tubuh antara 1 : 2,3 – 3, Pilih bentuk tubuhnya bulat memanjang
dan tidak terlalu gemuk
·
Pilih Koi dengan gaya berenang yang tenang dan seimbang, hal ini
menunjukkan kesimetrisan posisi sirip yang berpasangan
·
Sirip dada dan perut harus sama
besar , ukuran sirip punggung dan ekor harus proposional dengan tinggi dan
panjang tubuh
·
Bentuk kepala, mata, mulut dan insang harus proporsional dan serasi
·
Warna dan Pola
·
Pilih warna yang cemerlang dan
kontras, demikian juga polanya harus memiliki batas yang jelas. Pertemuan antar warna harus jelas / tajam, tidak ada gradasi
atau bayangan warna
·
Kesehatan
·
Hindari memilih Koi yang tampak lesu,
gerakan renangnya lamban dan tidak seimbang, atau banyak berdiam di dasar kolam.
Insang yang bergerak terlalu cepat menunjukkan ikan mengalami masalah pada
pernafasan
·
Pilih Koi yang bersirip tegak
·
Hindari memilih Koi yang selalu menyendiri atau menjauhi temannya karena
ini dianggap sebagai naluri Koi untuk menghidari penularan penyakit ke temannya
PERBEDAAN KOI JANTAN DAN BETINA
Uraian
|
Jantan
|
Betina
|
Tubuh
Perut
Anus
Insang
Bagian perut ke
anus
Pertumbuhan
|
Ramping
Mengecil
Menonjol
Tutup insang kasar
Bila dipijat keluar cairan putih seperti susu
/sperma
Lebih cepat
|
Gemuk
Membesar
Cekung ke dalam
Tutup insang halus
Bila dipijat keluar cairan bening
Lamban
|
1.
Pemijahan Koi
- Tempat pemijahan dapat berupa kolam dari semen /fiber glass yang telah dibersihkan dan diberi desinfektan (dengan PK /garam ikan)
- Harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tersendiri, dasar kolam telah diplester sehingga mudah dan cepat untuk dikeringkan
- Luas kolam antara 3-6 m2 dengan kedalaman 1 m, diisi air dengan kedalaman antara 30 cm (minimum) s/d 60 cm (maksimum)
2.
Seleksi Induk
- Syarat utama induk harus sudah matang kelamin dan matang gonat, umur minimal 2 tahun dan berukuran minimal 45 cm
- Fisik harus prima (tidak cacat, sirip dan sisik lengkap)
- Betina terlihat lebih besar daripada jantan, perut terlihat besar dibandingkan punggung dan terasa lembek
- Jantan lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung
- Siapkan 1 ekor betina dan 3-5 jantan dengan perbandingan berat 1 : 1
3.
Tahap Pemijahan
- Kolam pemijahan dibersihkan dan dikeringkan dan memasang saringan untuk mencegah masuknya hama
- Telur koi bersifat menempel oleh karena itu masukkan kakaban (ijuk yang dijepit bambu) ukuran 1,5 x 0,4 m. Satu ekor induk betina berat 1 kg membutuhkan 4-6 kakaban, namun disesuaikan dengan luasan kolam.
- Masukkan air sampai ketinggian 0,75 - 1 meter. Air harus selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangsang proses pemijahan.
- Induk dimasukkan sekitar jam 08.00 akan mulai memijah tengah malam, induk betina akan mengeluarkan telur dan segera diikuti dengan jantan mengeluarkan cairan sperma untuk membuahi
- Pemijahan akan selesai pada paginya, induk segera dipindahkan, kakaban digoyang-goyangkan pada air agar lumpur /kotoran yang menutupi telur
4. Penetasan
- Untuk bisa menetas telur harus selalu terendam dalam air dan suhu dijaga agar tetap konstan. Dalam tempo 2-3 hari telur akan mulai menetas dan paling lambat 5 hari
- Kakaban diangkat setelah telur menetas sekitar 10 hari, digoyang-goyangkan agar tidak ada benih yang ikut terbawa, kemudian kakaban dicuci bersih dan dijemur agar bisa dipakai lagi
- Benih yang telah menetas akan menghabiskan kuning telur dalam tubuhnya, 2-3 hari sudah bisa berenang dan diberi pakan alami
5.
Perawatan Benih
- Kedalaman kolam antara 30-60 cm, air jangan diganti tetapi ditambah
- Benih yang telah berenang diberikan pakan alami berupa dapnia, moina, artemia, jika tidak bisa maka dapat diberikan kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk dll
6.
Seleksi Benih
Seleksi benih dilakukan setelah Koi berumur 2-3 bulan
Ciri-ciri
benih yang baik :
·
Badan dan siripnya normal/tidak cacat
·
Warna tubuh telah nampak menonjol sesuai
dengan varietasnya, warna –warnya tidak tercampur dengan warna lain
Tahapan
seleksi benih
- Seleksi Umur (umur 45 hari)Yang besar/bongsor dicampur yang besar, bisa masuk seleksi warna (setelah 45 hari lagi), yang kecil dicampur dengan yang kecil , mengulang masuk seleksi ukuran selanjutnya setelah 45 hari lagi
- Seleksi warna, dilakukan pada umur 90 hariWarna pekat menjadi pilihan yang nantinya setelah 45 hari lagi akan masuk ke seleksi pola, warna tidak pekat menjadi klas kropyok, biasanya dibuang
- Seleksi Pola ,dilakukan umur 120 hariAda 3 katagori klas yaitu :
Pola bagus : Super Kwalitas Show
Pola kurang bagus ada cacat : Klas Super
Pola tidak bagus : Super Pasar