PENDAHULUAN
Bentuk badan ikan nila agak pipih ke samping dan tampak
kekar. Bentuk kepalanya relatif lancip dan bentuk punggungnya agak membusur.
Mulutnya terletak di ujung moncong dan tampak sedikit menojol dengan hiasan
berwarna putih kekuningaan disekeliling pupilnya.
Sirip punggungnya berukuran panjang dan ujungnya melewati
pangkal ekor. Sirip punggung ini terdiri dari jari-jari keras di bagian depan
dan jari-jari lemah di bagian belakangnya. Sirip ekornya berbentuk seperti kipas,
sedangkan sirip duburnya berbentuk lancip yang ujung melebihi pangkal ekor.
Ikan dari keluarga Cichlidae ini sanggup hidup di daerah yang berada
0 - 1.000 meter dari permukaan laut. Suhu perairan yang diinginkannya adalah 25
– 30 0 C. Ikan nila ternyata sangat responsive terhadap pemberian
pakan buatan berupa pellet.
I.
SELEKSI
INDUK
Calon induk diperoleh dengan seleksi sejumlah ikan yang
cepat pertumbuhannya hasil dari suatu kegiatan pembesaran. Untuk membedakan
jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat sekundernya
yaitu :
Jantan
- Bentuk tubuh relatif lebih
tinggi
- Alat kelamin berupa benjolan
lebih memanjang dan meruncing serta pada ujungnya terdapat satu lubang tempat
mengeluarkan urin dan sperma
- Ikan jantan yang matang
gonad pada ujung siripnya berwarna merah dan ekor terlihat lebih tua warnanya.
Betina
- Alat kelamin berupa tonjolan
membundar yang mempunyai 2 lubang masing-masing untuk pengeluaran urin
dan telur.
- Bentuk tubuh lebih rendah
atau lebih memanjang.
Tanda
- tanda induk jantan dan betina berkwalitas baik adalah sehat, bentuk badan
normal, sisik besar dan tersusun rapi, kepala relatif kecil dibandingkan dengan
badan, gerakan lincah, serta respon terhadap pakan tambahan.
II.
PEMIJAHAN
Induk dapat dipijahkan / dikawinkan setelah berumur 5 - 6
bulan dengan berat per ekor 150 - 250 gr untuk ikan betina dan 200 - 300 gr untuk ikan jantan. Setelah ikan
dipijahkan akan siap memijah kembali 2 - 6 minggu kemudian. Masa produktif
berkisar 1,5 - 2 tahun.
Persiapan kolam
- Dasar
kolam dikeringkan, tanah dibajak dan diratakan dengan kemiringan 0,5 % kearah
pintu keluar air.
- Setelah
5 - 7 hari diberi pupuk kandang 500 -
700gr/ m2, kapur 50 - 100 gr/ m2
- Pada
pintu pemasukan air dipasang saringan kawat kasa. Masukan air sampai 0,5 m dan
dibiarkan tergenang selama 5 – 7 hari
- Induk
ikan siap dimasukkan kolam. Pemijahan dimulai dengan pembuatan sarang oleh
induk jantan berupa lekukan/lingkaran dengan garis tengah 40 - 60 cm
- Ikan
betina meletakkan telur disarang setelah dibuahi induk jantan, induk betina
mengumpulkan telur-telurnya didalam mulut kemudian meninggalkan sarang.
Sementara itu ikan jantan tetap menjaga sarang.
- Jika
ada induk betina lain yang matang telur, induk jantan dapat melakukan pemijahan
dengan induk tersebut.
Cara pemijahan
Ada
beberapa cara pembenihan ikan nila sesuai kondisi lahan
- Cara Pembenihan I
Petak pemijahan yang luasnya 1/4 kali luas
kolam pembenihan terpisah dari kolam pendederan dengan sekat bambu yang hanya
dapat dilalui benih ikan. Sekat bambu yang dimaksudkan untuk mempermudah
penangkapan induk tanpa mengganggu benih ikan dan tempat pendederan. Langkah
selanjutnya adalah :
- Masukkan induk dengan kepadatan 1 ekor tiap 1
- 2 m2, perbandingan jumlah induk jantan dan betina adalah 1 : 2
atau 1 : 3
- 2 minggu kemudian dalam petak pendederan akan
terlihat benih-benih ikan, selanjutnya induk-induk ditangkap dan dikembalikan
ke kolam induk
- Pemeliharaan benih dilanjutkan selama satu
bulan, selama masa pemeliharaan benih diberi pakan tambahan berupa dedak halus
atau pellet halus.
- Cara Pembenihan II
Kegiatan
pemijahan dan pendederan I membutuhkan
kolam yang terpisah. Langkah selanjutnya adalah :
- Masukkan induk-induk dengan kepadatan 1 ekor
tiap 1 - 2 m2. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina 1 : 2
atau 2 : 3. Dua minggu kemudian benih-benih ikan sudah terlihat berenang di
tepi kolam
- Benih ikan ditangkap dengan seser dan
dipindahkan ke kolam pendederan yang sudah disiapkan seminggu sebelumnya
- Sebulan setelah penebaran benih, dilakukan
pembongkaran, induk dikembalikan ke kolam induk dan benih dipindahkan ke kolam
pendederan.
- Cara Pembenihan III
Kolam
pemijahan juga berfungsi sebagai kolam pendederan I dan waktunya kurang lebih
lama dari kedua cara diatas. Kegiatan pembenihan cara ini adalah :
· Masukkan induk dengan kepadatan 1 ekor tiap 5
- 7 m2 , perbandingan jumlah jantan dan betina 1 : 3
- Sebulan kemudian dilakukan pemanenan benih
dengan cara menurunkan air
- Setelah penangkapan benih maksimal, air
dinaikkan lagi seperti semula dan dipupuk ulang dengan TSP dan Urea masing-masing 5 gr/m2
- Dua minggu kemudian dilakukan pemanenan benih
seperti di atas, setelah itu air kolam dinaikkan kembali.
- Pemanenan total benih dan induk dilakukan dua
minggu kemudian.
III. Pendederan Lanjutan
Sebelum benih dari pendederan I ditebar, kolam harus
dipersiapkan seperti diatas. Kolam dibiarkan tergenang selama 5 - 7 hari,
kemudian benih ditebar dengan kepadatan 50 - 75 ekor / m2 untuk benih ukuran 3 - 5 cm (pendederan II) sedang
benih ukuran 5 - 8 cm kepadatannya 25 -
50 ekor / m2 (pendederan III). Lama pemeliharaan sekitar 1 bulan,
setiap hari diberi pakan tambahan. Penangkapan benih II dan III masing-masing
mencapai ukuran 5 - 12 cm dan 8 - 15 cm.
IV.
PEMBESARAN
Pembesaran
ikan Nila di kolam tanah terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
1. Persiapan
kolam
Persiapan kolam meliputi pengolahan
dasar, pemupukan, pengapuran hingga penggenangan air selama 5 - 7 hari sebelum
ikan ditebar.
2. Penebaran
benih
Padat penebaran benih ikan nila adalah
sebagai berikut :
- Berat
ikan 20 - 30 gr/ekor padat penebarannya
10 - 20 ekor/m2
- Berat
ikan 50 - 60 gr/ekor padat penebarannya
5 - 10 ekor/m2
3. Pemberian
pakan
Ikan Nila diberi pakan pellet dengan
kadar protein 25 – 30 % diberikan 2 - 3 kali sehari.