Unit Pengelola Budidaya Air Tawar Punten dibangun pada
tahun 1918 dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1918. Luas lahan seluruhnya
adalah 3,6 Ha. Khususnya kolam 2,4 Ha. UPBAT Punten ini adalah yang pertama didirikan di Jawa
Timur dan pertama di Indonesia dengan maksud untuk mengembangkan penyuluhan
perikanan air tawar di daerah ini.
Pembangunan dipimpin oleh E.J. Reintjes dan dibantu oleh pegawainya antara
lain : Supardi Niti Sumarto dan Makri
(Cokro).
Pada bulan Januari 1919 untuk pertama kalinya didatangkan
ikan tombro (Cyprinus carpio, L) dari
Tasikmalaya, Jawa Barat sebanyak 100 ekor jantan dan 125 ekor betina. Ukuran ikan 20 - 30 cm, warna kemerah-merahan.
Pada bulan Juli 1919 mulai dipijahkan/dikawinkan dengan metode Dubish dalam
metode ini sebagai tempat meletakkan telur digunakan rumput yang sengaja ditanam.
Satu minggu sekali memijahkan satu pasang dengan perbandingan 1:2, 2:3, 3:4.
Hasil benih ikan UPBAT Punten, pada tahun-tahun permulaan (1919 - 1922)
terbanyak ditebarkan di waduk-waduk dan rawa di daerah Bojonegoro, ada pula
yang dikirim ke Flores dan Bali. Penjualan benih ikan rakyat untuk pertama
kalinya masih sangat sulit, karena rakyat tidak suka ikan yang berwarna merah,
kemudian dicoba mendatangkan tombro hitam. Kemudian dicoba mendatangkan Tombro
hitam atau hijau dari Eropa, tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena
terlalu banyak kesulitan dan resiko transportasinya. Untuk itu dilakukan seleksi
ikan tombro yang didatangkan dari Sumber Pucung Kawedanan Kepanjen yang
berwarna kehijauan sebagai induk yang mampu menghasilkan jenis ikan tombro
dengan warna kehijauan secara beruntun.
Akhir tahun 1922 baru didapatkan jenis tombro kehijauan
dan hijau kelam yang dikenal dengan tombro Punten, dan pada tahun-tahun
berikutnya pemeliharaan ikan tombro di Jawa Timur menjadi semakin memasyarakat.
Pada tahun 1923-1928 dibawah pimpinan yang baru ialah Van
Dragon dengan dibantu H. Haanse diadakan berbagai percobaan. Perputaran
pemindahan diteliti dengan diadakan percobaan pemijahan terhadap
pasangan-pasangan induk yang tetap. kolam-kolam diubah sesuai dengan teknik
ini.
Percobaan pemijahan menggunakan variasi
perputaran satu dan tiga bulan, dalam waktu satu tahun telah dapat disimpulkan
bahwa sepasang induk dapat dipijahkan sampai tujuh kali.
Dengan meninggalnya H. Haanse, seleksi diteruskan oleh penggantinya H.J.
Goossen beberapa tahun kemudian dari seleksi tersebut terjadi jenis Ikan
Mas/Tombro Punten yang terkenal di kalangan perikanan darat di seluruh
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar