SELAMAT DATANG DI WEBSITE UNIT PENGELOLA BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR

IKAN MAS PUNTEN

UNIT PENGELOLA BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN, BATU

IKAN MAS PUNTEN

UNIT PENGELOLA BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN, BATU

UPBAT Punten Batu

UNIT PENGELOLA BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN

Unit Pengelola Budidaya Air Tawar Punten

UNIT PENGELOLA BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN

Jumat, 22 Mei 2015

Fungsi dan Tugas




Sebagai salah satu Unit Kerja Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, maka Instalasi Budidaya Air Tawar Punten Batu mempunyai fungsi dan tugas :
1. Penyusunan rencana dan pelaksanan kegiatan budidaya/perbenihan serta penyebaran teknologi budidaya air tawar
2.  Pelaksanaan  distribusi perbenihan dan budidaya perikanan air tawar
3. Pelaksanaan pembinaan, pelatihan dan kaji terap teknologi perbenihan dan budidaya air tawar kepada pembudidaya dan petugas teknis lapangan
4.  Pelaksaaan ketatausahaan dan rumah tangga
5.  Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Minggu, 16 Maret 2014

PEMBENIHAN IKAN KOI


PEMBENIHAN IKAN KOI

PENDAHULUAN
Keindahan ikan Koi memang tidak bisa disangkal. Rahasia keindahannya terletak pada perpaduan warnanya yang serasi. Warna-warna inilah yang membedakan satu jenis koi dengan yang lainnya. Fenomena keindahan ikan Koi tidak hanya melanda Jepang, tetapi sudah menyebar ke Indonesia. Jumlah penggemar koi di Indonesia terhitung cukup besar dari hobis pemula hingga yang serius membudidayakannya. Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Koi bisa dijadikan ikan hias dan dijadikan komoditas bisnis yang cukup potensial.
Dalam rangka agribisnis maka kebijakan pengembangan diarahkan kepada jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah ikan Koi. Ikan Koi bukanlah asli Indonesia, menurut sejarah ikan ini berasal dari negeri Jepang. Koi masuk ke Indonesia sekitar tahun 1981–1982 dibawa oleh seorang hobiis yang bernama Hani Moniaga. Sejak saat itu pembudidayaan Koi mulai berjalan ditunjang dengan kondisi agroklimat Indonesia yang sangat menunjang untuk pengembangan ikan Koi.

MEMILIH IKAN KOI
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih Koi yang berkualitas prima, diantaranya   adalah :
·         Bentuk tubuh  ideal, perbandingan tinggi tubuh dan panjang tubuh antara 1 : 2,3 – 3, Pilih bentuk tubuhnya bulat memanjang dan tidak terlalu gemuk
·         Pilih Koi dengan gaya berenang yang tenang dan seimbang, hal ini menunjukkan kesimetrisan posisi sirip yang berpasangan
·         Sirip dada dan perut harus  sama besar , ukuran sirip punggung dan ekor harus proposional dengan tinggi dan panjang tubuh
·         Bentuk kepala, mata, mulut dan insang harus proporsional dan serasi
·         Warna dan Pola
·         Pilih warna yang cemerlang dan kontras, demikian juga polanya harus memiliki batas yang jelas. Pertemuan antar warna harus jelas / tajam, tidak ada gradasi atau bayangan warna
·         Kesehatan
·         Hindari memilih Koi yang tampak lesu, gerakan renangnya lamban dan tidak seimbang, atau banyak berdiam di dasar kolam. Insang yang bergerak terlalu cepat menunjukkan ikan mengalami masalah pada pernafasan
·         Pilih Koi yang bersirip tegak
·         Hindari memilih Koi yang selalu menyendiri atau menjauhi temannya karena ini dianggap sebagai naluri Koi untuk menghidari penularan penyakit ke temannya

PERBEDAAN KOI JANTAN DAN BETINA
Uraian
Jantan
Betina
Tubuh
Perut
Anus
Insang
Bagian perut ke anus

Pertumbuhan
Ramping
Mengecil
Menonjol
Tutup insang kasar
Bila dipijat keluar cairan putih seperti susu /sperma
Lebih cepat
Gemuk
Membesar
Cekung ke dalam
Tutup insang halus
Bila dipijat keluar cairan bening
Lamban

1.      Pemijahan Koi
  • Tempat pemijahan dapat berupa kolam dari semen /fiber glass yang telah dibersihkan dan diberi desinfektan (dengan PK /garam ikan)
  • Harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tersendiri, dasar kolam telah diplester sehingga mudah dan cepat untuk dikeringkan 
  • Luas kolam antara 3-6 m2 dengan kedalaman 1 m, diisi air dengan kedalaman antara 30 cm (minimum) s/d 60 cm (maksimum)

2.      Seleksi Induk
  • Syarat utama induk harus sudah matang kelamin dan matang gonat, umur minimal 2 tahun dan berukuran minimal 45 cm 
  • Fisik harus prima (tidak cacat, sirip dan sisik lengkap) 
  • Betina terlihat lebih besar daripada jantan, perut terlihat besar dibandingkan punggung dan terasa lembek 
  • Jantan lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung 
  • Siapkan 1 ekor betina dan 3-5 jantan dengan perbandingan berat  1 : 1

3.      Tahap Pemijahan
  • Kolam pemijahan dibersihkan dan dikeringkan dan memasang saringan untuk mencegah masuknya hama 
  • Telur koi bersifat menempel oleh karena itu masukkan kakaban (ijuk yang dijepit bambu) ukuran 1,5 x 0,4 m. Satu ekor induk betina berat 1 kg membutuhkan  4-6 kakaban, namun disesuaikan dengan luasan kolam.
  • Masukkan air sampai ketinggian  0,75 - 1 meter. Air harus selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangsang proses pemijahan. 
  •  Induk dimasukkan sekitar jam 08.00 akan mulai memijah tengah malam, induk betina akan mengeluarkan telur dan segera diikuti dengan jantan mengeluarkan cairan sperma untuk membuahi 
  • Pemijahan akan selesai pada paginya, induk segera dipindahkan, kakaban digoyang-goyangkan pada air agar lumpur /kotoran yang menutupi telur

4.      Penetasan
  • Untuk bisa menetas telur harus selalu terendam dalam air dan suhu dijaga agar tetap konstan. Dalam tempo 2-3 hari telur akan mulai menetas dan paling lambat 5 hari 
  • Kakaban diangkat setelah telur menetas sekitar 10 hari, digoyang-goyangkan agar tidak ada benih yang ikut terbawa, kemudian kakaban dicuci bersih dan dijemur agar bisa dipakai lagi 
  • Benih yang telah menetas akan menghabiskan kuning telur dalam tubuhnya, 2-3 hari sudah bisa berenang dan diberi pakan alami

5.      Perawatan Benih
  • Kedalaman kolam antara 30-60 cm, air jangan diganti tetapi ditambah 
  • Benih yang telah berenang diberikan pakan alami berupa dapnia, moina, artemia, jika tidak bisa maka dapat diberikan kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk dll

6.      Seleksi Benih
Seleksi benih  dilakukan setelah Koi berumur 2-3 bulan
Ciri-ciri benih yang baik :
·       Badan dan siripnya normal/tidak cacat
·   Warna tubuh telah nampak menonjol sesuai dengan varietasnya, warna –warnya tidak tercampur dengan warna lain

Tahapan seleksi benih
  • Seleksi Umur (umur 45 hari)Yang besar/bongsor dicampur yang besar, bisa masuk seleksi warna (setelah 45 hari lagi), yang kecil dicampur dengan yang kecil , mengulang masuk seleksi ukuran selanjutnya setelah 45 hari lagi
  •  Seleksi warna, dilakukan pada umur 90 hariWarna pekat menjadi pilihan yang nantinya setelah 45 hari lagi akan masuk ke seleksi pola, warna tidak pekat menjadi klas kropyok, biasanya dibuang
  • Seleksi Pola ,dilakukan umur 120 hariAda 3 katagori klas yaitu : 
    Pola bagus : Super Kwalitas Show 
    Pola kurang bagus ada cacat : Klas Super
    Pola tidak bagus : Super Pasar

PEMBENIHAN IKAN NILA

PENDAHULUAN
Bentuk badan ikan nila agak pipih ke samping dan tampak kekar. Bentuk kepalanya relatif lancip dan bentuk punggungnya agak membusur. Mulutnya terletak di ujung moncong dan tampak sedikit menojol dengan hiasan berwarna putih kekuningaan disekeliling pupilnya.
Sirip punggungnya berukuran panjang dan ujungnya melewati pangkal ekor. Sirip punggung ini terdiri dari jari-jari keras di bagian depan dan jari-jari lemah di bagian belakangnya. Sirip ekornya berbentuk seperti kipas, sedangkan sirip duburnya berbentuk lancip yang ujung melebihi pangkal ekor.
Ikan dari keluarga Cichlidae ini sanggup hidup di daerah yang berada 0 - 1.000 meter dari permukaan laut. Suhu perairan yang diinginkannya adalah 25 – 30 0 C. Ikan nila ternyata sangat responsive terhadap pemberian pakan buatan berupa pellet.

I.    SELEKSI INDUK
Calon induk diperoleh dengan seleksi sejumlah ikan yang cepat pertumbuhannya hasil dari suatu kegiatan pembesaran. Untuk membedakan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat sekundernya yaitu :

Jantan  
  •  Bentuk tubuh relatif lebih tinggi 
  • Alat kelamin berupa benjolan lebih memanjang dan meruncing serta pada ujungnya terdapat satu lubang tempat mengeluarkan urin dan sperma 
  • Ikan jantan yang matang gonad pada ujung siripnya berwarna merah dan ekor terlihat lebih tua warnanya.

Betina
  •  Alat kelamin berupa tonjolan membundar yang mempunyai  2 lubang masing-masing untuk pengeluaran urin dan telur.
  •  Bentuk tubuh lebih rendah atau lebih memanjang.
Tanda - tanda induk jantan dan betina berkwalitas baik adalah sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan tersusun rapi, kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan, gerakan lincah, serta respon terhadap pakan tambahan.

II.   PEMIJAHAN
Induk dapat dipijahkan / dikawinkan setelah berumur 5 - 6 bulan dengan berat per ekor 150 - 250 gr untuk ikan betina dan   200 - 300 gr untuk ikan jantan. Setelah ikan dipijahkan akan siap memijah kembali 2 - 6 minggu kemudian. Masa produktif berkisar  1,5 - 2 tahun.

Persiapan kolam 
  • Dasar kolam dikeringkan, tanah dibajak dan diratakan dengan kemiringan 0,5 % kearah pintu keluar air. 
  •  Setelah 5 - 7 hari  diberi pupuk kandang 500 - 700gr/ m2, kapur 50 - 100 gr/ m2  
  • Pada pintu pemasukan air dipasang saringan kawat kasa. Masukan air sampai 0,5 m dan dibiarkan tergenang selama 5 – 7 hari 
  • Induk ikan siap dimasukkan kolam. Pemijahan dimulai dengan pembuatan sarang oleh induk jantan berupa lekukan/lingkaran dengan garis tengah 40 - 60 cm 
  • Ikan betina meletakkan telur disarang setelah dibuahi induk jantan, induk betina mengumpulkan telur-telurnya didalam mulut kemudian meninggalkan sarang. Sementara itu ikan jantan tetap menjaga sarang. 
  • Jika ada induk betina lain yang matang telur, induk jantan dapat melakukan pemijahan dengan induk tersebut.
Cara pemijahan
Ada beberapa cara pembenihan ikan nila sesuai kondisi lahan
-       Cara Pembenihan I
Petak pemijahan yang luasnya 1/4 kali luas kolam pembenihan terpisah dari kolam pendederan dengan sekat bambu yang hanya dapat dilalui benih ikan. Sekat bambu yang dimaksudkan untuk mempermudah penangkapan induk tanpa mengganggu benih ikan dan tempat pendederan. Langkah selanjutnya adalah :
  • Masukkan induk dengan kepadatan 1 ekor tiap 1 - 2 m2, perbandingan jumlah induk jantan dan betina adalah 1 : 2 atau  1 : 3
  •  2 minggu kemudian dalam petak pendederan akan terlihat benih-benih ikan, selanjutnya induk-induk ditangkap dan dikembalikan ke kolam induk
  • Pemeliharaan benih dilanjutkan selama satu bulan, selama masa pemeliharaan benih diberi pakan tambahan berupa dedak halus atau pellet halus. 
-       Cara Pembenihan II
Kegiatan pemijahan dan pendederan I membutuhkan kolam yang terpisah. Langkah selanjutnya adalah :
  • Masukkan induk-induk dengan kepadatan 1 ekor tiap 1 - 2 m2. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina 1 : 2 atau 2 : 3. Dua minggu kemudian benih-benih ikan sudah terlihat berenang di tepi kolam 
  • Benih ikan ditangkap dengan seser dan dipindahkan ke kolam pendederan yang sudah disiapkan seminggu sebelumnya 
  • Sebulan setelah penebaran benih, dilakukan pembongkaran, induk dikembalikan ke kolam induk dan benih dipindahkan ke kolam pendederan.

-       Cara Pembenihan III
Kolam pemijahan juga berfungsi sebagai kolam pendederan I dan waktunya kurang lebih lama dari kedua cara diatas. Kegiatan pembenihan cara ini adalah :
·     Masukkan induk dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 - 7 m2 , perbandingan jumlah jantan dan betina 1 : 3
  • Sebulan kemudian dilakukan pemanenan benih dengan cara menurunkan air 
  • Setelah penangkapan benih maksimal, air dinaikkan lagi seperti semula dan dipupuk ulang dengan TSP dan Urea masing-masing  5 gr/m2 
  • Dua minggu kemudian dilakukan pemanenan benih seperti di atas, setelah itu air kolam dinaikkan kembali. 
  •  Pemanenan total benih dan induk dilakukan dua minggu kemudian.


III.  Pendederan Lanjutan
Sebelum benih dari pendederan I ditebar, kolam harus dipersiapkan seperti diatas. Kolam dibiarkan tergenang selama 5 - 7 hari, kemudian benih ditebar dengan kepadatan 50 - 75 ekor / muntuk benih ukuran 3 - 5 cm (pendederan II) sedang benih ukuran  5 - 8 cm kepadatannya 25 - 50 ekor / m2 (pendederan III). Lama pemeliharaan sekitar 1 bulan, setiap hari diberi pakan tambahan. Penangkapan benih II dan III masing-masing mencapai ukuran 5 - 12 cm  dan  8 - 15 cm.

IV.   PEMBESARAN
Pembesaran ikan Nila di kolam tanah terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
1.    Persiapan kolam
Persiapan kolam meliputi pengolahan dasar, pemupukan, pengapuran hingga penggenangan air selama 5 - 7 hari sebelum ikan ditebar.
2.    Penebaran benih
Padat penebaran benih ikan nila adalah sebagai berikut :
-       Berat ikan 20 - 30 gr/ekor  padat penebarannya 10 - 20 ekor/m2
-       Berat ikan 50 - 60 gr/ekor  padat penebarannya 5 - 10 ekor/m2
3.    Pemberian pakan
Ikan Nila diberi pakan pellet dengan kadar protein  25 – 30 % diberikan 2 - 3 kali sehari.